Kediri (29/8) DPD LDII Kabupaten Rembang  Sabtu, (27/8/22) dan Minggu (28/8/2022) Menghadiri Acara Pelatihan Jurnalistik Dasar Mahir   yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau DPP LDII Bertempat di Gedung Wali Barokah Kediri diikuti oleh 190 peserta dari DPD dan DPW LDII se Jawa dan Bali serta Pondok Pesantren.

DPD LDII Kabupaten Rembang mengutus tiga peserta, yaitu Andhie Amir A,. S.Hut (Dept KIM), Royan Ramdhana (Aggota Dept. KIM), dan Satria Aditama, S.Pd (Dept. TIAT).

 

Andhie Amir A (kiri), Royan R (tengah), Satria A (Kanan)

Adapun peserta pelatihan jurnalistik merupakan perwakilan LINES dan KIM DPD, DPW serta pondok pesantren LDII se-Jawa dan Bali. Pelatihan bertemakan ‘Membangun Jejaring Komunikasi dan Informasi untuk Memberitakan Kontribusi LDII dalam Gerakan Masyarakat Madani’.

“Pelatihan jurnalistik diharapkan menjadi jawaban menghadapi era disrupsi, KIM dan LINES bisa bertugas secara profesional dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso.

Pasalnya, kemajuan teknologi digital semakin masif dan tak terbendung, “Pada era media dengan teknologi digital saat ini, dampak positif dan negatif kita terima. Mari kita susun strategi dalam memanfaatkannya,” ujarnya.

Ia menambahkan, kemajuan teknologi digital ini pun dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah dan informasi positif. “Media sosial kita pakai untuk menyiarkan kebaikan, dakwah, maupun amar ma’ruf bil hal,” tuturnya.

Dengan ini, harapannya dampak negatif dapat diminimalisir. KH. Chriswanto menargetkan, melalui kegiatan ini kuantitas dan kualitas pemberitaan mengenai kegiatan-kegiatan LDII dapat meningkat. Namun, beberapa hal perlu dicermati, seperti harus dalam koridor NKRI dan nilai-nilai agama. “Juga jangan lupakan moralitas dan etika, ini penting bagi reporter,” tambahnya. Seirama dengan KH. Chriswanto, Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah KH. Sunarto mengungkapkan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk perjuangan agama era ini, di mana toleransi beragama masih menjadi isu sensitif. “Pemberitaan yang baik dan santun dapat menegasikan stigma negatif akan keyakinan tertentu di masyarakat, sehingga diharapkan kerukunan dalam umat beragama semakin meningkat,” jelasnya.

Pelatihan jurnalistik ini merupakan kelanjutan dari pelatihan jurnalistik tingkat dasar yang digelar secara hybrid pada awal tahun 2022 lalu. Peserta dilatih secara khusus yang terbagi menjadi 3 kelas, yakni Kelas Jurnalistik Tulis (menulis berita tulis dan foto jurnalistik), Kelas Jurnalistik Televisi (foto, video, dubbing, dan menulis skrip TV), serta Kelas Media Sosial.

Leave a Reply