REMBANG, Dialogue Centre UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengundang 40 agamawan muda se Kabupaten Rembang untuk mengikuti pelatihan dalam kegiatan interacting live-in agama muda se Kabupaten Rembang, Kamis (8/4/2021).

 

Dalam pelatihan yang digelar selama empat hari (Kamis-Sabtu) tersebut para agamawan diajak untuk bersama mewujudkan nilai agama sebagai sumber perdamaian.

Tak hanya perwakilan enam agama resmi yang hadir, kegiatan tersebut juga mengajak serta tokoh-tokoh penghayat kepercayaan untuk turut dalam misi mewujudkan tujuan utama dalam kegiatan yang di gelar disalah satu hotel ternama di Rembang.

LDII Kab. Rembang juga mengirimkan anggotanya sebagai peserta acara tersebut, yaitu diwakili oleh Andhie Amir A., S.Hut, Bidang Komunikasi Informasi Media DPD LDII Kab. Rembang.

Foto Andhie Amir A,S. Hut (LDII Rembang ) (Kiri No 1); Dr KH. Solahuddin Fatawi (Ketua PC NU Lasem) (Tengah No 3); Drs. Mashuri, MH ( Ketua FKUB Rembang) (No 4) ;
Foto Ketua PC NU Lasem bersama LDII Rembang

Direktur Dialogue Center UIN Sunan Kalijaga, H. Zainudin mengatakan ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui pelatihan yang digelar yakni untuk mengajak agamawan muda agar bisa menciptakan agama sebagai sumber perdamaian.

“Agama adalah sumber perdamaian dari agama apapun, sehingga melalui kagiatan ini kami ingin mengajak mereka agar terus mengkampanyekan hal tersebut,” ucapnya.

Termasuk di tengah pandemi Covid-19 saat ini banyak dilakukan kegiatan sosial, lanjut Zainudin momen itu menjadi waktu yang tepat agar para tokoh agama ini bisa menyatu dan membaur melaksanakan kegiatan sosial bersama.

 

“Jadi tidak parsial, tapi kegiatan sosial ini bisa digelar bersama antar agama, saling gotong royong tanpa menonjolkan agama masing-masing, sehingga tidak hanya komunitas saja yang dibantu tapi seluruh masyarakat lintas agama,” tuturnya.

Melalui kegiatan itu, pihaknya berharap agar para agamawan muda tersebut bisa saling mengenali dan bersama mengkampanyekan rasa saling menghargai dan menghormati baik internal agamanya maupun antar agama.

“Sehingga bisa terwujud perdamaian dan toleransi baik di internal masing-masing agama atau antar agama,” katanya.

Selama empat hari menjalani pelatihan, para agamawan muda dibekali berbagai materi terkait wawasan kebangsaan, kebinekaan, perdamaian, hingga langkah dan upaya meredam konflik.

“Kemudian dari mereka kami harapkan bisa memberi wawasan yang didapat internal agama masing-masing dan diwujudkan baik secara internal maupun antar agama,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu tokoh agama Budha Rembang, Bikkhu Piyadhiro Thera menyebut kegiatan seperti ini memang sangat berguna untuk merekatkan hubungan antar umat beragama serta mempersempit perselisihan antara pemeluk keyakinan.

“Jika tidak dijembatani pertemuan seperti ini, maka tentunya salah satu agama menganggap dirinya yang paling benar, sedangkan agama lainnya salah.  sehingga adanya agenda seperti ini diharapkan pemahaman terhadap ajaran agama dan kerukunan menjadi baik,” imbuhnya.

Selain itu, Bikkhu Piyadhiro Thera menambahkan pihaknya berharap agenda pertemuan semua tokoh agamawan di Kabupaten Rembang seperti ini harusnya sering diadakan.

“Kami berharap agenda pertemuan antara tokoh agamawan di Kabupaten Rembang agar sering diadakan, karena tentunya banyak manfaat di balik pertemuan tersebut,” jelasnya.

Sekedar diketahui, kegiatan pelatihan tersebut bukan kali pertama digelar melainkan sudah rutin sejak tahun 2006 melakukan rodshow dan pelatihan ke berbagai daerah. Tak hanya di pulau Jawa, kegiatan serupa juga sudah digelar di berbagai pulau mulai dari Sumatera hingga Papua.

Kunjungan Peserta Interacting Live-In ke Pondok Pesantren Kauman Lasem KH. Muhammad Zaim Ahmad Ma’shoem ( Gus Zaim )

Leave a Reply